Minggu, 31 Oktober 2010

Pengalaman Menarik dalam Penelitian di Lapangan

Kala itu, tahun 1998, disaat cuaca di Kalimantan Timur begitu panasnya , kemarau mendera hampir 3 bulan lamanya, tak ada hujan setitikpun. Suhu udara meningkat menuju digit 36 derajat Celcius, Kelembaban Udara hanya bersikar 30-40%, awan cerah, matahari bersinar dengan garangnya. Kebakaran hutan telah terjadi dimana-mana, berbagai tanaman HTI telah menjadi hitam mengarang.......... Kondisi yang sangat layak untuk menanam pohon.........

Tetapi kala itu juga, belasan ribu bibit Gmelina arborea telah siap tanam dan telah dirawat di pembibitan selama lebih kurang 5 bulan. Bibit ini berharga sangat mahal, karena merupakan benih uji genetik (Provenance dan Progeny Test) yang dieksplorasi benihnya di negara Myanmar. Mahalnya lagi, benih ini merupakan benih hasil kerjasama dengan organisasi pemuliaan dan konservasi dunia (bernama CAMCORE). Merupakan salah satu tanggung jawab yang berat apabila bibit ini tidak tertanam ke lapangan, karena histori eksplorasi benihnya ke hutan-hutan alam Myanmar sangatlah dramatis.

Menurut direktur CAMCORE, petugas kehutanan yang melakukan eksplorasi benih ini bergelar Doktor atau Phd yang digaji hanya 100 $ US per bulan oleh negaranya, (atau kala itu bernilai sekitar Rp. 4.000.000/bulan) . Sang Phd ini rela melakukan eksplorasi ke hutan-hutan alam dimana Gmelina tumbuh secara alami, demi memperjuangkan arti pemuliaan dan konservasi genetik tanaman hutan. Dan benih hasil eksplorasinya sekitar 80 seedlot (family) kini diserahkan ke Indonesia (perusahaan tempat saya bekerja) untuk ditanam dan dipelihara agar dapat memberi nilai kepada dunia kehutanan.  Sebuah penghargaan yang "memberatkan". Dan saat itu, "keberatan" itu semakin berat ketika bibit sudah siap untuk ditanam ke lapangan, tetapi kondisi cuaca tidak mendukung.....

Pikiran kalut, bagaimana mungkin mengharapkan hujan dikala cuaca panas seperti kemarau di saat itu. Banyak ide dicoba difikirkan dan didiskusikan. Ujungnya selalu dihadapkan, apakah harus menanam segera atau menunggu curahan hujan turun?  Dengan semangat mencari jalan keluar, problem dihadapkan pada beberapa hal yaitu :
  1. Bibit sudah siap tanam karena sudah berumur lebih dari 5 bulan, kondisi bibit di Nursery tidak akan dapat dipertahankan lebih lama karena bibit akan stagnan dan kemungkinan mati
  2. Bibit ini adalah untuk penelitian genetik, apakah tidak aneh menanam uji genetik dengan menggunakan material bibit yang sudah kadaluarsa? Bagaimana nanti hasil penelitiannya, jangan-jangan yang muncul adalah pengaruh kondisi bibit, bukan pengaruh genetik yang seharusnya akan diketahui.
  3. Bibit ini cukup "mahal"....... terutama nilai hostoris dan nilai genetiknya, karena menurut team Myanmar yang mengeksplorasinya, kondisi tegakan alami Gmelina di Myanmar sudah mendekati "kepunahan", sehingga akan sulit menemukan benih lagi.
  4. Cuaca sangat tidak mendukung untuk penanaman, kemarau panjang ini tidak dapat diketahui kapan akan berakhir....... hasil laporan BMG Lokal Kaltim menyebutkan kemarau diperkirakan masih akan berlanjut 2-3 bulan kedepan.
  5. Lahan untuk penelitian sudah siap sejak dua bulan lalu, dan sekarang sudah mulai ditumbuhi gulma kembali, yang berarti semakin lama dibiarkan, maka gulma akan semakin padat, dan untuk persiapan lahan maka akan ada pekerjaan ulang (Rework).
Dengan tekad yang bulat, maka team sepakat untuk melakukan penanaman... apapun akibatnya dengan syarat :
  1. Harus siap dengan penyiraman pada saat tanam dan pasca penanaman
  2. Harus siap kerja keras di luar jam kerja normal untuk melakukan ekstra penyiraman yang seragam untuk semua bibit
  3. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, semoga Yang Maha Kuasa memberkati pekerjaan ini...............
Pada hari H, hari yang direncanakan akan melakukan penanaman, bibit sudah di antar ke lapangan, regu penanaman sudah siap, regu penyiram sudah siap ( bantuan mobil tangki sudah di order untuk stand by sepanjang hari di saat penanaman berlangsung............. direncanakan 3 hari penanaman akan diselesaikan untuk luas areal 4 Ha).
Hari itu, hari Jumat, dibulan September 1998, matahari pagi bersinar sangat cerah. Angkasa bersih dengan warna biru indah. Kami berada di lapangan, dengan tekad menanam pohon yang bernilai "mahal" itu.  Sebelum penanaman dimulai, salah seorang staff saya mengajak semua regu yang hadir hari itu berkumpul mengelilingi bibit yang akan di tanam. Saya fikir dia akan memberikan penjelasan tentang  teknik penanaman Provenance/Progeny Test yang memang sudah menjadi bidangnya bertahun-tahun. Ternyata, beliau mengajak semua orang untuk berdoa bersama-sama........... memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar pekerjaan hari itu diberkati dan merupakan kemuliaan bagiNya. Semua khusuk................................. sampai berakhir dengan kata Amin........Amin........Amin......
Penanamanpun dimulai pukul 08.30..... matahari begitu panasnya.......... semua regu dengan semangat membuat lobang, menyiram bibit, dan menanam bibit sesuai dengan label dan syarat yang ditentukan untuk penelitian Provenance/Progeny test tanpa memerdulikan sengatan panas matahari.  Pekerjaan berlangsung terus sampai jam 11.30 siang.............. matahari semakin terik.... semakin panas.... terasa tanah semakin berat untuk dicangkul.... dan dedaunan bibit sudah mulai menunjukkan kelayuannya..........  Sedih memandang semua itu.........
Jam 11.30, istirahat siang seluruh pekerja penanaman pun dimulai, semua orang kehausan..... kulit mengering dan panas... Topi yang dipakaipun seakan tak mampu mengurangi tembusan sinar matahari yang begitu panas....keringat bercucuran tak henti.......... Semua kelelahan dan istirahat terbaring di bawah pohon-pohon tua disekitar  lokasi penanaman setelah makan siang.
Jam 13.30, jam istirahat berakhir....... matahari masih sangat garang memancarkan panasnya. Cuaca semakin kering dan tak terasa sedikitpun angin yang berhembus. Benar-benar gerah! Penanaman dilaksanakan kembali, regu penyiram (truck tangki)  sudah siap menyirami areal penanaman. Tiba-tiba......... dalam jangka sekejab , kurang lebih 15 menit, langit mendung  .... dan halilintar menyambar........ Kami heran, kami terpana, langit terlihat gelap dan awan mendung telah menggantung di angkasa.......... dan tiba-tiba hujan turun begitu derasnya selama lebih kurang 1 jam penuh. Semua gembira, semua mengucap syukur dan tersenyum manis....... Terluar dan terbersit kuat pujian kepada Sang Khalik. Kami semua berlari menuju pepohonan untuk berlindung dari hujan. Kilat dan Halilintar menyambar deras, bersahutan ..... Hujan semakin deras membasahi tanah lokasi penanaman itu.......... Tanah telah basah......... Bibit itu telah segar kembali.
Setelah hujan berhenti........... kami melanjutkan penanaman kembali sampai senja jam 16.30.  Pada saat malam hari, cuaca panas kembali, dan ketika kami bertanya di lokasi mana ada hujan pada hari itu, ternyata hujan hanya turun sekitar lokasi penanaman saja pada radius sekitar 2 km . Setelah mengetahui itu, kami yang hadir dalam penanaman itu semakin dipenuhi  pengalaman "bathin" dan menarik . Hari kedua dan hari ketiga penanaman dilangsungkan kembali , tetapi hujan sudah tidak turun.........  Akhirnya penyiraman dilakukan sampai seminggu kemudian, karena hujan juga tidak turun-turun lagi sampai 2 bulan kemudian setelah hari pertama penanaman itu.
Bagaimanapun, hujan di hari itu telah menjadi sebuah "Keajaiban" bagi kami.......... dan akhirnya bibit "mahal" yang kami tanam itu tumbuh dan membesar sampai kami menyelesaikan penelitian tersebut pada 4 tahun kemudian ............. Dari sana terpilih Pohon-pohon Plus yang menjadi material untuk pembangunan Kebun Benih Unggulan ( Clonal Seed Orchard-CSO) pada tahun-tahun selanjutnya................ dan dari pengalaman itu juga semakin kami rasakan, bahwa alam dan Yang Maha Kuasa begitu sempurna memberi pelajaran dan pengalaman................

Tidak ada komentar: