Minggu, 31 Oktober 2010

Sekelumit Kisah Perjalanan ke Colombia -Tahun 2007

Suara pramugari pesawat  Air France jenis Boeing 747-400   dengan kode penerbangan AF422 yang saya tumpangi dari Paris terdengar di speaker pesawat yang menyatakan bahwa sesaat lagi pesawat akan  landing di  International Airport  Eldorado Bogota Colombia . Disampaikan juga bahwa hari itu adalah hari  Kamis, 6 September 2007,  tepat pada jam 14.30  waktu setempat ( atau pukul 3.30  WIB hari Jumat 7 September 2007 , perbedaan waktu 13 jam dengan WIB, Indonesia lebih dahulu ). Jantung saya berdegup kencang begitu roda pesawat menyentuh landasan runway , sambil berucap puji syukur atas lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, saya akhirnya tiba di negara tujuan saya setelah 11 jam (non stop) berada di pesawat dari Paris , dan ini sangat melelahkan bagi saya, apalagi ditambah transit di Bandara Guile Paris selama 6 jam setelah melakukan penerbangan Singapore – Paris selama 13 jam non stop. Secara total mulai dari Jakarta-Singapore-Paris–Bogota menghabiskan waktu 40 jam (ditambah transit di Singapore dan Paris). Jadi walaupun saya dari Jakarta berangkat tanggal  Rabu , 5 September jam 17.00 WIB , kemudian transit di Singapore dan Paris, ternyata begitu tiba di Bogota  hari itu masih hari  Kamis tanggal 6 September…. Di Indoensia saat itu sudah  hari Jumat tanggal 7 Sept.   Melelahkan .

Sesampai di Bogota, “penderitaan” belum selesai, setelah keluar dari Terminal International,  hal yang harus saya lakukan adalah melapor ke bagian Check in Avianca Airlines (perusahaan penerbangan terbesar di  Colombia)  , karena saya harus melanjutkan penerbangan domestik  hari itu juga ke kota Cali di bagian Selatan Colombia. Untunglah di dalam gedung terminal kedatangan International Terminal ada petunjuk yang dengan jelas menuliskan Connecting  Domestic  flight Avianca Airlines dengan tanda panah mengarah ke Check in Counter. Setelah melapor dan check in, saya mencoba mencari Money Changer, karena bagaimanapun saya berada di Negara orang lain dimana Rupiah dapat dipastikan tidak dipergunakan dalam transaksi perdagangan sehari-hari, padahal saya butuh makan…..! Dengan bekal uang 100 US $ , dan dengan kurs hari itu  1  US$ = 1730 peso Colombia, maka saya mendapatkan Col $ 173.000, bayangkan kalau kita tukarkan 100 US$ ke Rupiah (IDR) , maka kita akan mendapatkan Rp. 940.000, - (kurs pada saat itu). Saya fikir dengan uang itu saya sudah aman untuk beberapa hari.

Dari penjelasan petugas check in di Avianca Airlines  saya harus menuju Bandara Domestik yang dihubungkan dengan Shuttle Bus antar Terminal. Sayapun mengikuti arah yang ditentukan oleh petugas tersebut.  Begitu keluar dari  pintu, saya melihat seorang gadis membawa papan nama bertuliskan nama saya. Wow… saya kaget , tentu saja, bukan saja karena wanita itu secara fisik sangat menarik , juga dia langsung tersenyum begitu saya menunjuk papan nama yang dibawanya dan mengerahkan telunjuk ke dada saya untuk menyatakan bahwa saya adalah orang yang ditunggunya.
 Dia mulai menyapa :
“Bienvenido….Buenos dias…”, katanya sambil tersenyum
“Ha…. Pardon.. I am sorry”… saya kaget sampai membelalakkan mata…
“Oh el Dios….buenos dia” katanya lagi sambil tersenyum
“Ha… Pardon… I am sorry, I’m not understand what you said…!” kata saya  dan berhenti mengikuti langkahnya.
Dia tersenyum.... dan terkesima karena saya berhenti.
”Spanyol.....?”, tanyanya kepada saya
”No... I am Indonesia ”, jawab saya cepat
Indonesia….. … balalalalalalallalalalalallal Spanyol?”, tanyanya. Saya tidak bisa menangkap apa yang dikatakannya, yang saya tau dia hanya mengucapkan Indonesia diawal kalimat dan Spanyol diujung kalimat.
“Mati aku,……………” , kata saya dalam hati…
”English.... english....”, kata saya
”No.... Spanyol....! ” jawabannya sambil tersenyum
Akhirnya saya faham, bahwa dia ternyata tidak bisa berbahasa Inggris dan saya tidak bisa berbahasa Spanyol.... akhirnya kami berbahasa Tarzan.

Si Gadis Colombia itu bernama Monica dan dia berbicara dalam bahasa Spanyol yang sangat cepat. Saya hanya mengangguk dan mengatakan :”yes.... yes....”. Akhirnya dia membuka dokumen yang dibawanya di dalam tasnya dan menunjukkan nama saya tertera diurutan nama-nama peserta Annual Meeting CAMCORE di Colombia dan dia menunjukkan kartu namanya. Saya perhatikan kartu nama itu dan ternyata dia karyawan Travel Agent yang disediakan CAMCORE untuk menjemput seluruh peserta meeting di Bandara El Dorado Colombia. Sayapun lega, dia mengajak saya ke tempat perhentian shuttle bus menuju terminal domestik . Kami berdua diam saja sambil menunggu bus tiba. Setelah bus tiba, dia mempersilahkan saya naik dan ternyata dia juga ikut serta. Di dalam bus, dia meminta boarding pass saya dan menjelaskan dengan bahasa Spanyol. Saya pun mengangguk-angguk saja.  Setibanya di pintu terminal keberangkatan domestik, dia langsung melangkah cepat menuju pintu masuk yang ada petugasnya. Dia berbicara dengan petugas berseragam tersebut sambil menunjukkan beberapa dokumen. Saya berdiri saja memperhatikan mereka. Tak lama, gadis itu memanggil saya dan mempersilahkan masuk . Saya pun lolos dari pemeriksaan dan gadis itu berteriak diluar gerbang pemeriksaan  
“Vaya condios senior.....” , katanya sambil melambaikan tangan
” Bye-bye...” jawab saya tersenyum.........

Sesampainya di ruang tunggu keberangkatan saya mencoba-coba mengelilingi terminal domestik tersebut. Jam setempat sudah menunjukkan pukul 14, sementara jadwal bording yang tertera di dalam boarding pass adalah pukul 16.45 waktu setempat.  Sambil iseng-iseng saya mengitari seluruh terminal keberangkatan . Suasana sepi... saya nggak tau mengapa. Semua informasi menggunakan bahasa Spanyol, hanya beberapa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pendamping bahasa Spanyol, misalnya BANOS/TOILET, ENTRADA/ENTRY, SALIDA/EXIT..... dsb.

Karena sudah kelelahan, saya mencoba duduk di kursi ruang tunggu. Saya coba pejamkan mata tapi tidak berhasil. Perasaan menjadi mahluk aneh dinegeri orang.......

Ketika  jam menunjukkan pukul 16.00 ruang tunggu sudah dipenuhi orang dan semua berbahasa Spanyol. Terdiam saya , menyesali diri.... mengapa saya tidak belajar bahasa Spanyol?

Penerbangan ke Cali dari Bogota ditempuh hanya 60 menit  dan landing pukul 17.45. Saya menuju pengambilan bagasi , setelah itu saya keluar dari pintu kedatangan dan kembali lagi, saya menemukan ada papan nama atas nama saya di bawa seorang gadis cantik  dan ternyata kejadiannya sama juga dengan kejadian di Bogota. Dia hanya bisa berbahasa Spanyol...............! Tapi dengan komunikasi gaya Tarzan, dia membawa saya ke lapangan parkir dan membuka sebuah van dan seorang supir telah berada di belakang kemudinya. (Kemudi kenderaan di Colombia berada disebelah kiri, sama dengan Amerika dan negara-negara Amerika Latin lainnya). Si gadis menjelaskan dalam bahasa Spanyol , walaupun saya tidak tau apa isi penjelasannya, intinya saya hanya mendengar Hotel Dann Carlton. Itulah tujuan saya. Saya tidak perduli lagi, otak dan badan saya sudah pada titik kritis, tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain duduk di jok yang disediakan dan mencoba menyadarkan tubuh. Si supir dan si wanita berbincang  di bagian jok depan, saya berada di jok kursi bagian tengah.... hari sudah mulai gelap, perjalanan dari Airport ke Hotel memakan waktu 45 menit.  Selama perjalanan Supir memutar lagu-lagu berbahasa Spanyol, dan suara penyanyi itu akrab di telinga saya, yach... itu dia Julio Iglesias.  Saya mencoba menikmatinya......

Hotel Dann Carlton berada dipusat kota Cali, persis di tepi sungai (Rio) Cali. Setelah check-in saya diantar room boy ke kamar hotel, di kamar 614.  Kamar sangat besar, ranjang besar dan tersedia berbagai macam fasilitas. Dan di atas meja baca , saya temukan sepucuk surat dengan amplop keemasan bertulisakan :  Dr. Maurits S. Sipayung. Ha..... sejak kapan saya mendapat gelar S3 itu ? Saya buka perlahan amplop itu, walaupun dengan kelelahan saya penasaran juga. Ternyata di dalam amplop itu sebuah kartu ucapan terimakasih telah menginap di Hotel Dann Carlton dan managament hotel bersedia sepenuhnya membantu segala sesuatunya demi kenyamaman saya selama menginap di hotel mereka. Saya tau itu karena kartu ucapan menggunakan dua bahasa , Spanyol dan Inggris. Amplop dengan nama saya lengkap dengan titel Dr. itu masih sebagai kenang-kenangan, siapa tau suatu saat gelar itu dapat diraih (mimpi kale) ......... seperti kata pepatah, nasib orang siapa tau......?

 Gambar sebuah sudut kota Cali Colombia , foto diambil dari lantai 6 hotel Dann Carlton Cali


         Gambar : Pemandangan Kota Cartagena , sebuah kota turis dan kota perdagangan di Colombia

        Gambar : Salah satu sudut kota Pereira Colombia








Gambar : Sudut-sudut kota Cartagena, sebuah kota turis terkenal di Colombia

Selama mengikuti CAMCORE Annual Meeting di Colombia, tidak jenuh-jenuhnya saya memperhatikan kondisi umum negara ini. Dengan menginap di beberapa kota seperti Cali, Pereira, Popayan, Armenia dan Cartegana, terasa bahwa kehidupan di Colombia sangat dinamis. Ada hal – hal yang menarik di Colombia :
  1. Jalan antar kota sangat bagus, rata-rata sudah berbentuk jalan bebas hambatan
  2. Sangat jarang orang di perkotaan ber HP ria seperti di Indonesia, tetapi di jalanan di setiap kota banyak sekali kita temukan orang-orang yang menyewakan HP dengan tarif per menit. Ketika saya coba bertanya ke teman dari Colombia , dia mengatakan , untuk apa orang membeli HP kalau tidak dipergunakan secara rutin dan menurut mereka HP itu hanya dimiliki orang-orang yang berhubungan dengan mitra bisnis (intinya HP untuk kepentingan ekonomi).
  3. Orang Colombia adalah peminum kopi berat. Sangat banyak kita temukan di jalanan kota orang-orang menjajakan kopi panas dengan hanya bermodalkan termos air dan gelas plastik. Anehnya mereka minum kopi cukup dengan ukuran gelas kecil (sloki), sekitar ¼ gelas yang umum kita pakai. Orang-orang Colombia rata-rata minum sampai 20  sloki kopi /hari.  Selain minum kopi, mereka juga rata-rata peminum bir, baik pria atau wanita.
  4. Acara televisi nasional di Colombia didominasi oleh acara pendidikan dan informasi (berita) , dan tentunya banyak stasiun televisi yang selama 24 jam yang khusus menyiarkan acara Olah raga (khususnya sepak bola),  acara kerohanian (maklum 95% penduduk Colombia adalah penganut agama Katolik) dan telenovela..... Anehnya lagi ada beberapa chanel khusus orang dewasa tetapi jam siarnya diatas jam 11 malam sampai jam 6 pagi.  
  5. Orang Colombia rata-rata senang dengan pakaian dan pernik-pernik yang full color dan cerah . Mungkin setara dengan bendera negaranya juga yang berwarna kuning ,merah dan biru.  Bahkan di kota turis Cartagena , bus untuk turis saja diwarnai dengan warna terang dengan berbagai lukisan di dinding bus.

Gambar sebuah bus untuk turis di kota Cartagena Colombia dan berfoto bersama seorang ibu dengan bentuk pakaian sehari-harinya


  1. Kondisi keamanan di Colombia sudah sangat jauh berbeda dibanding tahun 90-an. Ketika saya mengunjungi negara ini tahun 1994, pada kota – kota yang sama, sangat jarang orang berada diluar rumah melewati pukul 8 malam, tapi sekarang kehidupan kota sangat berbeda, sampai jam 2 pagi suasana masih seperti di siang hari.
  2. Negara ini sangat memelihara bangunan-bangunan tua peninggalan sejarah. Banyak sekali kita temukan museum, sekolah, gereja, Hotel,  bank, dan bangunan publik lainnya yang merupakan peninggalan Spanyol dengan model bangunan yang sangat indah dan megah. Berbagai objek wisata juga menjual nilai historis bangunan – bangunan kuno dan antik itu.




Gambar ; Bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tetap dipelihara dan dijadikan untuk objek turis dan untuk kepentingan masyarakat

  1. Dari 5 kota yang kami kunjungi untuk tempat menginap dan meeting, kami selalu dibawa ke taman kota yang selalu hijau, bersih, rapi dan dipenuhi tanaman hias yang aneka warna.  Setiap kota menampilkan taman yang menjadi Boulevard kota tersebut dan setiap sore taman dipenuhi orang-orang , hanya untuk sekedar duduk-duduk dibawah pohon rindang sambil minum kopi dari penjaja yang hilir mudik. Menurut teman dari Colombia, setiap kota di Colombia pasti punya Boulevard dan rata-rata disekitar boulevard akan berdiri bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Spanyol.
  2. Dari 6 kota yang kami kunjungi, transportasi umumnya semuanya menggunakan Taxi berwarna kuning dengan tulisan PUBLICIO , yang berarti angkutan publik dan semuanya pakai argometer. Selain Taxi , selalu ada BUS yang mirip busway dan punya jalur khusus juga seperti di Jakarta. (konon katanya Indonesia meniru konsep BUSWAY dari Colombia).
  3. Konsep makan di Colombia hampir sama dengan Amerika atau Eropa, sarapan dengan minuman juice segar, ditambah roti dan campurannya atau pilihan lain seperti ubi , nasi dan jagung ..... dan tentunya tidak ketinggalan Salad. Di siang hari cukup dengan sandwich atau dengan bubur kacang ditambah beberapa potong roti dan selalu ada salad , tetapi di malam hari..... ini saatnya makan besar... yang pasti menyediakan daging sebagai menu utama dan anggur/bir sebagai minumannya.  

Tidak terasa, 17 hari di Colombia ,  saya memberikan penilaian positif  terhadap negara ini dibanding tahun 1994 ketika pertama kali saya mengunjunginya. Kehidupan ekonomi yang semakin baik, keamanan makin terjaga dan yang tidak terlupakan adalah tarian dan goyangan gadis-gadis Latinnya.  Di dalam hati saya berucap..Selamat tinggal Colombia... saya akan merindukanmu.............................! (sama dengan merindukan negara-negara Latin seperti Brazil, Venezuela, Costa Rica, Argentina, Honduras ...yang juga sudah kudatangi......)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Jangan lupa kopi Java kita no 2 setelah kopi juan valdez dan kita adalah jurinya hahahahahaha (fair lho)

Maurits Sipayung mengatakan...

Pak Arif, pada saat lomba kopi itu.... kopi Indonesia memang dianggap Mantaps