Sabtu, 30 Oktober 2010

HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI) LESTARI... (Bagian 2) - PEMULIAAN POHON

Dari berbagai literatur yang pernah saya baca dan dari cerita/penjelasan yang pernah saya dengar, kelestarian HTI di perusahaan2 yang sudah lama berusaha dibidang HTI, hanya ada 4 aspek yang harus dijaga agar HTI tetap lestari dalam hal ekonomi, ekologi dan sosial. Ketiga hal itu adalah ;
1. Tree improvement, atau pemuliaan pohon
2. Site and stand management, pengelolaan tanah dan tegakan
3. Mempertahankan/mengelola kawasan lindung yang ada
4. Bekerja sama erat dengan stakeholder

A.
Pemuliaan
Kalau Aracruz, SAPPI FOREST, Mondi, Jari, Veracel, StoraEnso, sampai sekarang tetap mampu meningkatkan produktivitas tegakan dari rotasi ke rotasi, padahal sudah memasuki rotasi ke 5, 6, 7 atau lebih, semua mengatakan sumbangan Tree improvement sangat besar. Sangat dipahami perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut tidak ada yang lepas dari kegiatan tree improvement seperti hybrid, clonal, gene conservation, dan improved seed (benih unggul). Konsep yang dilakukan tidaklah rumit, hanya dengan menjalankan prinsip-prinsip breeding dan pemuliaan secara kontiniu, tak terputus, dan support yang maksimal dari perusahaan. Tree improvement butuh dana besar, butuh fasilitas kerja, butuh sumberdaya manusia yang kuat dan kompetensinya harus meningkat seiring perkembangan ilmu dan teknologi. Sudah wajar di perusahaan-perusahan besar itu kegiatan tree improvement-nya didukung dengan tersedianya Karyawan-karyawan staff lulusan pasca sarjana (S2 dan S3)  bidang Tree improvement, sudah hal yang biasa bagi perusahaan-perusahaan itu memberi beasiswa kepada karyawannya untuk kuliah sampai menyandang S3 pada berbagai bidang karena dianggap itu sebagai nilai investasi yang akan tergantikan oleh produk mereka dalam menghasilkan material genetik unggulan.


Tahun 1994 saya pernah mengunjungi Aracruz dan dijelaskan bahwa untuk  menangani tree improvement saja perusahaan itu punya 3 doktor, 5 master dan sekitar 50 sarjana. Alasannya, kalau tidak demikian , maka tree improvement-nya berjalan biasa-biasa saja dan hasilnya tentu biasa-biasa saja. Sering saya dengar juga dari kalangan pemilik perusahaan di Indonesia, itu terlalu mahal, terlalu besar organisasinya, dan terlalu-terlalu lainnya. Dan ujungnya kita sudah lihat tree improvement-nya berjalan seperti sedia kala.... dan belum muncul terobosan-terobosan baru dalam tree improvement-nya.. Hanya berputar-putar pada hal-hal yang dasar.. Sementara perusahaan-perusahan besar itu dan tetap meningkat produktivitasnya dan selalu muncul inovasi-inovasi baru...kalau di Indonesia kita masih berkutat dengan bagaimana menghasilkan benih unggul, mereka malah sudah berlari kencang buat clon multihybrid, kalau di Indonesia masih sibuk dengan perbanyakan tanaman, disana sudah heboh dengan biotech- embriogenesis atau genetic engeneering ... Aracruz mengatakan, produktivitas tegakan Eucalyptus yang mereka miliki dari seluruh arealnya dapat menghasilkan MAI rata-rata seluruh  arealnya 45-50 m3/ha/yr... , bahkan diberbagai plot ada yang menghasilkan MAI > 80 m3/ha/tahun dan itu meningkat setiap rotasi...tidak ada ketakutan untuk tidak meningkat karena mereka masih punya banyak "peluru" yang siap ditembakkan.... Seorang researcher di Venezuela pernah memberikan analogi kepada saya tentang material genetik unggul, katanya "material genetik unggul diperusahaan kami bagaikan brankas di Bank Dunia...." (Nah ..??)

Bagaimanapun, hasil tree improvement atau pemuliaan berupa material genetik, tidak akan bisa terbukti dilapangan tanpa adanya operasional silvikultur yang baik pula. Tree improvement tidak menghasilkan material genetik yang tahan tanpa weeding (Pengendalian gulma) , material genetik yang dihasilkan belum ada yang tahan terhadap paparan herbisida, dan belum ada setahu saya material genetik unggul yang tumbuh bagus dan maksimal tanpa unsur hara.... Dan satu lagi, produk genetik unggul dari tree improvement hanya dapat berhasil jika pengelolaan di pembibitan (nursery) nya juga bagus...

Intinya, tidak ada genetik unggul yang bisa unggul tanpa pengelolaan teknik silvikultur yang intensif... Sama dengan atlet dunia... Bakat pasti ada, tapi pelatih, manager, latihan, sarana, insentif yang sesuai...juga yang akan membuatnya meraih medali emas....

Tidak ada komentar: