Minggu, 26 Juni 2011

Organisasi "dingin"




Jika sebuah team sepak bola tidak memiliki "jiwa untuk menang" pada seluruh anggota teamnya, maka sangatlah sulit menjadi pemenang, jangankan jadi pemenang, jadi pecundang saja mungkin sulit, karena team itu tak pernah layak bertanding.

Sama halnya dengan sebuah organisasi yang dingin-dingin saja. Terlihat kusam, sepi, dan tak bergairah. Masing2 organ organisasi berjalan sesuka hati, aturanpun dibuat masing-masing organ, dan tanpa kendali, organisasi itu seperti sekawanan zombie yang tak punya nyawa team.

Banyak hal yang mengakibatkan hal itu bisa terjadi, dan umumnya sering di"beban"kan kepada Leader yang kurang greget, atau leader yang arogan, otoriter, atau karena sebab lain yang berinti pada leader dan leadership. Dalam satu organisasi penanan Leader sangat sentral, terutama pada type2 organisasi yang jelas strukturnya. Memang tidak mudah menjadi leader yang dapat "menyalakan" redupnya organisasi, atau "dingin"nya organisasi. Bagaikan mencoba menyelamatkan ratusan pelari yang pingsan seketika dan harus disadarkan bersama-sama agar sama-sama menuju garis finish yang masih jauh di depan. Sang Leader bagaikan seorang dokter atau paramedis yang mumpuni dan dengan cekatan mengenali pelari2 yang pingsan itu dan menetukan pelari2 mana yang harus disadarkan terlebih dahulu agar segera dapat membantu sang dokter menyadarkan pelari lainnya. Dokter bisa aja fokus pada 1-2 orang pelari karena menganggap pelari2 itu dapat segera jadi pembantunya, tapi disisi lain, dia harus yakinkan juga bahwa jangan karena fokus kepada 1-2 orang tadi, malah melupakan ratusan orang yang masih "tertidur pingsan". Dokter itu bisa bangga dapat menyadarkan 1-2 orang pilihannya, dan saat dia berhasil untuk kedua orang itu, dia harus jamin, kedua orang "pembantu"nya harus benar2 faham teknik dan strategi menyelamatkan orang "pingsan". Jangan sampai justru orang yang telah dipilihnya malah melakukan teknik penyelamatan yang salah yang berakibat fatal. Sama dengan organisasi yang telah dingin.... Sang leader bisa saja bangga dan menyelamatkan 1-2 orang pilihannya, tapi dia harus yakinkan bahwa 1-2 orang pilihannya tersebut telah memahami dan dapat menjadi tangan kanannya mengurus organisasi yang masih dingin itu. Tangan kanan yang sepemahaman, semotivasi dan searah dalam menjalankan fungsi dan peranan organisasi. Tidak mudah, karena yang diselamatkan adalah manusia dengan berbagai karakter , sifat, keinginan dan harapan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Organisasi dingin bisa saja karena kesalahan kecil. Mungkin leader tidak menganggap sebuah kebijakan kecil tidak berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi. Organisasi sangat dinamis. Bagi sebagian orang misalnya kebijakan jam kerja dianggap biasa2 saja, tapi bisa saja berakibat penolakan massal. Kebijakan punishment dan reward yang kurang jelas dapat berakibat semakin dinginnya organisasi. Kebijakan kepersonaliaan yang paling sering "mendinginkan" atau "menghangatkan" organisasi... Terutama kebijakan yang menyangkut aspek "psikologi" massa. Kadang hal ini dianggap remeh, padahal bagi komponen manusia di dalam organisasi hal ini bisa menjadi hal terpenting. Semangat berlari, semangat berprestasi, semangat berbuat terbaik, semangat integritas, semangat loyalitas bukanlah hal_hal yang hanya bisa dikoar-koarkan dengan slogan2... Atau yel-yel di saat-saat tertentu... Tapi merupakan rangkaian sikap dan pandangan terhadap seluruh kebijakan yang ada. Bisa saja seorang Leader jago berpidato sampai 24 jam sehari, tapi yang mendengarnya malah ngantuk, ngedumel, mencaci dalam hati, dan masuk telinga kanan dan langsung keluar dari lobang bawah belakang...( Maaf)..... karena pendengar merasa muak, tak sesuai kata dengan perbuatan, NATO (No Action Talk Only) , dan atau "bual"....

Tidak gampang.... Dan tidak ada yang akan memuaskan 100% komponen organisasi. Banyak buku mengatakan seorang leader yang mengambil kebijakan paling tidak harus berfikir matang agar > 80% komponen organisasi seharusnya menerima kebijakan itu dengan senang dan semangat mendukung. Jika tidak, maka akan terlihat sebuah kebijakan yang berdampak "dingin" ..... Akan terlihat dampak kepada kinerja organisasi.....

Tidak mudah........... Baik sebagai leader, maupun anggota suatu organisasi.... Tidak mudah memilih arah motivasi untuk menghasilkan kinerja yang optimal dalam satu organisasi... Dan sebelum anggota memulai motivasi untuk berkarya dengan cemerlang, biasanya, katanya, konon..... Diperlukan Leader yang Mumpuni...... (Pertanyaannya ;   Apakah iya????)

Tidak ada komentar: