Sabtu, 02 Juli 2011

PENELITI (RESEARCHER)

Foto : Salah satu jenis talas-talasan yang ditemukan di hutan Kalimantan Timur

PENELITI

(Sumber: http://penguatan-komunikasi.blogspot.com/2009/08/9-peneliti.html)

Karena spesifikasinya, sebenarnya tidak banyak orang yang berbakat untuk menjadi peneliti yang baik. Di antara yang tidak banyak itu hanya sedikit yang memilih jalan hidup sebagai peneliti. Penelitian dan menjadi peneliti banyak berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan dengan hasil dinikmati lebih batiniah daripada kepuasan material.

Profesor Pendleton dari Universitas Wisconsin pernah memberikan nasehat berharga kepada para peneliti pemula di Institut Pertanian Bogor. Sari nasehat tersebut yang tampaknya masih relevan untuk situasi dan kondisi kini di Indonesia berjudul “Open Your I’s”, yang terdengar sebagai “Open Your Eyes”, yang berarti “
Buka mata Anda”. Butir-butir berinisial “I” yang dimaksud ialah:

1
. Intelegence

Merupakan syarat esensial. Jadi harus dipenuhi. Tetapi, repotnya ini adalah masalah yang cukup peka. Umumnya calon peneliti atau yang formalnya bekerja sebagai peneliti enggan dinilai dalam hal ini. Sayangnya tidak banyak orang yang sebetulnya cerdas tertarik menjadi peneliti. Sayangnya lagi, tidak sedikit orang cerdas yang memilih jalan hidupnya sebagai peneliti tidak jarang kurang disukai orang tertentu karena suka berpandangan ‘melawan arus’. Seorang (calon) peneliti dipandang telah menguasai dengan baik pengetahuan (sampai taraf tertentu sesuai latar pendidikan dan pengalamannya) dalam suatu bidang ilmunya sendiri yang berkenaan dengan masalah yang (akan) ditelitinya. Selain menguasai bidang ilmunya sendiri, seorang peneliti diharapkan mampu menggunakan penalaran yang mantis dalam upayanya menemukan, mengenal dan merumuskan masalah, menyusun rancangan kajian dan menafsirkan hasil analisis data.

Untuk keperluan tersebut seorang peneliti (apalagi yang pemula) dalam waktu senggangnya dapat meluangkan waktu untuk mengasah daya nalar, analisis dan sintesis dengan mempelajari logika, filsafat ilmu dan metode penelitian. Ada kecenderungan kini dan masa depan bahwa matematika, hitung peluang, statistika dan pengetahuan komputasi makin banyak diterapkan dengan kadar yang makin tinggi dalam beberapa bidang ilmu-ilmu empiris. Sehingga boleh dikatakan tidak dapat dipisahkan dari bidang ilmu itu sendiri. Banyak pengamatan menunjukkan bahwa pakar-pakar dalam suatu bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi masa kini yang menonjol hampir semuanya telah memperkuat diri mereka dengan penguasaan metode kuantitatif sebagai suatu ‘bahasa’ ilmu.

2.
Interest

Adanya keingintahuan (curiousity) khusus dan mendalam terhadap bidang bidang penelitian yang (akan) ditekuni untuk dikaji. Mereka biasanya bersikap ‘skeptis’ dan jarang menjadi peneliti ‘bajing loncat’, jarang mau menjadi sebagai peneliti anggota ‘honorer’ tanpa memberikan sumbangan pemikiran.

3
. Imaginative

Jadilah perenung dan pemikir asli, bukan penjiplak membabi-buta. Kemajuan ilmu tidak terjadi hanya dengan selalu meniru apa yang telah dilakukan orang lain, dengan menggunakan serba teknik dan prosedur yang tepat sama. Berusahalah untuk menjadi penggagas asli yang produktif. Mereka yang berdaya khayal tinggi biasanya tidak bersikap dogmatis. Mereka memiliki kemampuan mengelanakan pikirannya ketika merancang suatu penelitian dan menafsirkan hasil analisis data.
Mereka tidak bertindak mekanistis atau ritual ketika menganalisis data penelitiannya.

4
. Initiative

Mulailah berpra-karsa dari sekarang! Anda harus aktif! Jangan bersikap pasif, menunggu perintah, petunjuk, bantuan dan sebagainya dari orang lain sebelum memulai sendiri. Jangan mencari-cari dalih untuk tidak segera memulai sesuatu.

5.
Informative

Rajin dan gigih dalam mencari dan mengumpulkan keterangan dari temuan-temuan hasil penelitian terdahulu, baik dari sumber setempat maupun lainnya. Jangan bosan mencarinya ke perpustakaan. Jika perlu, perluas komunikasi untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.

Bersikap terbuka dalam menerima keterangan dan demikian juga sebaliknya terbuka pula untuk memberikan keterangan tentang apa yang Anda kaji atau temuan penting apa yang didapat dari hasil suatu kajian. Yaitu, sepanjang tidak melanggar batas kerahasiaan yang harus dijaga.

6
. Inventive

Berpikir dan bertindak dengan penuh karsa (kreatif). Jangan cepat putus asa atau berpangku tangan ketika berhadapan dengan keterbatasan, hambatan atau kendala. Misalnya, prosedur baku tidak dapat diselenggarakan sebagaimana harusnya dan bahan atau peralatan yang tepat atau dikehendaki tidak tersedia.
Jika perlu, usahakanlah untuk me mikirkan, mencari pilihan atau menciptakan sendiri penggantinya.

7
. Industrious

Jangan segan menggunakan ‘tangan’ dan panca indera sendiri. Penelitian tidak jarang dan tidak sedikit memerlukan kerja fisik, yang tidak selalu dapat diharapkan berhasil baik jika Anda hanya bisa menyuruh orang untuk mengerjakannya. Seseorang yang terlalu sedikit mengerjakan kegiatan penelitian hasil gagasannya sendiri, ‘nge-bos’ dengan terlalu banyak mengandalkan kerja ‘pembantu’ sebenarnya telah ‘menjual’ gagasannya. Dengan demikian, apakah masih berhak untuk menuntut suatu kehormatan dari hasil penelitian yang praktis semuanya dikerjakan oleh orang?

8.
Intense observer

Senangi dan hayati penelitian Anda. Lakukan pengamatan dengan seksama, teliti dan mendalam. Waspadai hal-hal yang tidak wajar. Catat, telaah dan pertimbangkan semuanya itu ketika menyunting, mengkompilasi, menganalisis dan menafsirkan data.

9
. Integrity

Diperlukan secara mutlak. Jangan membohongi diri atau hati nurani sendiri, walaupun tidak seorang pun kelak bakal mengutiknya. Diperlukan ketegaran sikap Anda untuk menegakkan ‘kebenaran ilmiah’, karena hal ini tidak selalu mudah, aman atau dianggap wajar dalam kenyataan dalam masyarakat.
Secara umum, T. Mann – seorang filosof – pernah berujar “If any man seeks for greatness, ask him for truth and he will find both ”.
Ada kesan bahwa ketika seseorang mengemukakan suatu teori atau hipotesisnya maka biasanya cukup banyak orang lain menyangsikan kelayakan anggapan-anggapan, teori-teori atau hipotesis-hipotesis yang di gunakan peneliti. Peneliti biasanya dengan gigih mempertahankan (kadang-kadang terkesan sebagai enggan menerima sanggahan) bahwa hal yang dikemukakannya itu adalah pantas.

Bagi peneliti, teori atau hipotesis yang digunakan dipandang sebagai milik atau menjadi bagian dari dirinya. Hipotesis adalah ‘anak kandung’ peneliti. Tetapi, situasi sebaliknya dapat terjadi ketika peneliti menyajikan temuan-temuan dari hasil penelitiannya. Orang lain cenderung tidak mempersoalkan ‘kebenaran’ data yang dikumpulkan peneliti, karena umumnya orang percaya bahwa peneliti tentunya telah berbuat jujur dalam mengumpulkan data dan berbuat objektif dalam mengolah data dan menyajikan hasil analisis data. Kendati begitu dan walaupun peneliti tidak berbohong, tidak jarang kini dia sendirilah yang meragukan temuan-temuannya. Karena dialah yang paling mengetahui adanya berbagai keterbatasan dan kendala yang terjadi ketika penelitian. Peneliti yang jujur tidak akan menyembunyikan adanya ‘temuan negatif’ yang sebenarnya dapat menjadi umpan-balik berharga bagi penelitian akan datang. Didapatnya temuan negatif akan memilah wilayah ketidaktahuan dari keseluruhan wilayah pengetahuan. Pengutaraan kekurangan yang diketahui dari penyelenggaraan suatu penelitian akan mengingatkan orang untuk tidak mengulang kekeliruan yang sama pada penelitian berikutnya.

10.
Infectious enthusiasm

Bersemangat menggelora. Ceritakan penelitian Anda kepada orang lain dengan cara yang baik dan menarik, pada waktu, suasana dan tempat serta terhadap pendengar yang tepat. Jelaskan tanpa bertele-tele tujuan yang diharapkan dari hasil yang (akan) diperoleh, sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

11
. Indefatigable writer

Jadilah penulis yang tidak mudah putus asa, jauh dari malas menulis. Kenali dengan baik apa suasana kondusif yang membuat Anda dapat berkonsentrasi untuk menulis dan apa yang dapat membuyarkan konsentrasi. Sejauh mungkin hindari situasi disebutkan terakhir. Adanya ilham tidak terduga. Ilham datang tiba-tiba saja pada waktu, tempat dan sebagainya yang tidak terduga.
Segera catat bisikan nurani yang tidak terdengar oleh orang lain itu. Ingat bahwa ingatan dapat tidak setia. Lupa adalah manusiawi. Hasil penelitian baru menjadi ilmu pengetahuan hanya jika hasilnya sudah ditulis, dikomunikasikan dan disebar-luaskan agar diketahui masyarakat ilmiah untuk pengujian lebih lanjut.

Jika kesebelas I di atas dapat dipenuhi atau dijalankan dengan baik, niscaya atas izin Allah, Anda dengan sendirinya akan mendapatkan imbalan (Incentive) dalam bentuk seperti kemudahan untuk memperoleh dana penelitian, kemasyhuran, kesempatan melanglang-buana untuk berjumpa dan bertukar pikir dengan sesama ilmuwan sebidang atau bukan, kenaikan pangkat, kebanggaan pribadi atau paling tidak adalah pahala – jika sebelumnya telah diniatkan. Senangi dan nikmatilah penelitian Anda.